Perang Saudara Amerika: Pertarungan Berdarah yang Mengubah Sejarah AS

Perang Saudara Amerika (1861–1865) merupakan perselisihan yang berlangsung antara Negara-negara Bagian Utara (Union) dan Negara-negara Bagian Selatan (Konfederasi) disebabkan oleh perbedaan pandangan terkait perbudakan, hak-hak negara bagian, serta kebijakan ekonomi dan politik. Pada awal abad ke-19, Amerika Serikat terbagi menjadi dua belah pihak, yaitu Negara Bagian Utara, yang menentang perbudakan dan memiliki ekonomi berbasis industri, serta Negara Bagian Selatan, yang mengandalkan perbudakan untuk mendukung sektor pertanian, khususnya perkebunan kapas. Ketegangan semakin meningkat setelah Abraham Lincoln terpilih sebagai Presiden pada tahun 1860. Lincoln menolak perluasan perbudakan ke wilayah-wilayah baru, yang membuat negara bagian selatan merasa khawatir bahwa kepentingan mereka akan terancam. Sebagai hasilnya, 11 negara bagian selatan memisahkan diri dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi Amerika (Confederate States of America) dengan Jefferson Davis sebagai presiden mereka. Perang dimulai pada tanggal 12 April 1861, ketika pasukan Konfederasi menyerang Fort Sumter, sebuah benteng milik Union yang terletak di Carolina Selatan. Setelah itu, terjadi berbagai pertempuran besar, seperti Pertempuran Bull Run (1861), Pertempuran Antietam (1862), dan Pertempuran Gettysburg (1863), yang menjadi titik balik dalam perang. Jenderal Ulysses S. Grant memimpin pasukan Union, sedangkan Jenderal Robert E. Lee memimpin pasukan Konfederasi. Pada 1 Januari 1863, Lincoln mengeluarkan Proklamasi Emansipasi, yang membebaskan semua budak di negara-negara bagian Konfederasi. Hal ini mengubah tujuan perang dari sekadar mempertahankan persatuan menjadi perjuangan untuk menghapuskan perbudakan.Pada 9 April 1865, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant di Appomattox Court House, Virginia, yang menandai akhir dari perang. Beberapa hari kemudian, Abraham Lincoln dibunuh oleh John Wilkes Booth, seorang pendukung Konfederasi. Perang ini meninggalkan dampak besar bagi Amerika Serikat, di antaranya penghapusan perbudakan secara resmi melalui Amandemen ke-13 serta rekonstruksi yang luas di negara bagian selatan. Selain itu, perang ini mengakibatkan lebih dari 600. 000 korban jiwa, menjadikannya sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah Amerika. Perang Saudara Amerika menjadi momen penting dalam sejarah AS, karena tidak hanya menyatukan kembali negara, tetapi juga menegaskan hak-hak sipil dan kebebasan bagi semua warga Amerika, terutama bagi mantan budak.

Scroll to Top