Pluto selalu menjadi objek langit yang menimbulkan banyak perdebatan. Pada 11 Februari 1999, Pluto sempat kembali dinyatakan sebagai planet kesembilan dalam tata surya setelah sebelumnya dianggap sebagai bagian dari Sabuk Kuiper. Namun, status ini tidak bertahan lama. Pada 2006, Pluto kembali “diturunkan pangkatnya” oleh International Astronomical Union (IAU), mengeluarkannya dari daftar planet utama. Hingga saat ini, status Pluto masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan dan pecinta astronomi.
Dari Planet Kesembilan hingga ‘Diturunkan Pangkatnya’
🪐 Ditemukan sebagai Planet (1930) – Clyde Tombaugh menemukan Pluto dan menetapkannya sebagai planet kesembilan.
🔍 Statusnya Diragukan (1992-1999) – Pluto ditemukan sebagai bagian dari Sabuk Kuiper, memunculkan perdebatan tentang kelayakannya sebagai planet.
📌 Dikukuhkan Kembali (1999) – Ilmuwan menyatakan Pluto tetap planet, tetapi perdebatan terus berlanjut.
⚖️ Diturunkan Menjadi Planet Kerdil (2006) – IAU mengubah definisi planet, dan Pluto tidak memenuhi kriteria karena orbitnya masih dipenuhi benda lain. Akhirnya, Pluto dikategorikan sebagai planet kerdil.
Planet Kerdil dengan Status yang Diperdebatkan
Meski resmi diklasifikasikan sebagai planet kerdil, banyak ilmuwan masih menganggap Pluto sebagai planet karena beberapa alasan:
✅ Memiliki atmosfer – Atmosfer Pluto berubah sesuai jaraknya dari Matahari.
✅ Memiliki satelit alami – Pluto memiliki lima bulan, termasuk Charon yang berukuran hampir setengah dari Pluto.
✅ Definisi planet masih diperdebatkan – Kriteria IAU dianggap terlalu ketat, sehingga beberapa ilmuwan mengusulkan Pluto tetap disebut sebagai planet.